Kunjungi Madrasah Pasca Pemilu, Bawaslu Tanamkan Toleransi Sejak Usia Dini
|
Kota Bekasi - Bawaslu Kota Bekasi mendukung penerapan Kurikulum Berbasis Cinta (KBC) di lembaga pendidikan di bawah naungan Kementerian Agama Republik Indonesia. Program tersebut dinilai selaras dengan penyelenggaraan Pemilu yang berintegritas serta menjadi upaya dalam merawat demokrasi dan mencegah politisasi agama.
Hal itu disampaikan Koordinator Divisi Hukum dan Penyelesaian Sengketa Bawaslu Kota Bekasi, Jhonny Sitorus, usai menghadiri kegiatan sosialisasi pendidikan pemilih di MAN 1 Kota Bekasi, pada Kamis (9/10).
“KBC di lingkungan madrasah ini selaras dengan upaya kerja kami dalam mendeteksi dan mencegah pelanggaran pemilu di masa mendatang, seperti politisasi agama dan intoleransi,” ujar Jhonny.
Ia menjelaskan, penerapan kurikulum cinta di MAN 1 Kota Bekasi dapat menanamkan nilai-nilai luhur kepada peserta didik sejak dini, antara lain cinta kepada Tuhan, sesama manusia, lingkungan, serta menumbuhkan semangat nasionalisme.
Lebih lanjut, Jhonny berharap para siswa-siswi madrasah turut merawat demokrasi hasil Pemilu dan Pilkada 2024, antara lain dengan menyampaikan pendapat secara konstruktif kepada pemerintah dan DPRD Kota Bekasi.
“Menyampaikan pendapat dijamin oleh UUD 1945, sepanjang tidak bersifat anarkis,” tegasnya.
Dengan diterapkannya Kurikulum Cinta di lingkungan madrasah, diharapkan Indonesia dapat melahirkan generasi muda yang toleran, inklusif, dan penuh kasih sayang.
"Kami akan bersinergi dengan Madrasah mewujudkan masyarakat yang harmonis dalam keberagaman," tandas Jhonny.
Kegiatan perdana sosialisasi pendidikan pemilih kelompok usia Gen-Z di MAN 1 ini digagas oleh KPU Kota Bekasi. Rencananya, KPU Kota Bekasi akan melakukan kegiatan serupa di sejumlah sekolah SMA, SMK dan perguruan tinggi di Kota Bekasi.
Humas-Af